Minggu, 16 November 2008

busana


Busana Muslim, Modis dengan Nuansa Agamis
JAKARTA – Bulan suci Ramadhan telah di depan mata. Dengan hati gembira, tiap Muslim di negeri ini bersiap menyambut bulan yang amat ditunggu itu. Sebulan kemudian, Hari Raya Lebaran datang menyusul. Pada saat-saat tadi, busana menjadi salah satu komoditi yang banyak diburu para konsumen. Maklum saja, mereka ingin mengenakan pakaian baru di hari kemenangan sebagai cerminan hati yang baru kembali suci. Namun, agar makin afdol, busana yang diincar itu mengikuti ajaran Islam. Inilah yang banyak dikenal sebagai busana Muslim
Sejak Islam datang sebagai agama ke Indonesia di abad ke-7, ada banyak pengaruh besar yang diberikan pada tatanan kehidupan bangsa ini. Cerminan itu bisa disimak dalam buku Indonesia Indah ”Busana Tradisional 10” terbitan Yayasan Harapan Kita dan BP3 TMII, tertulis : ”Pengaruh Islam yang besar khusus pada busana perempuan yakni penyempurnaan yang disesuaikan dengan norma-norma dan kaidah keislaman. Busana yang, pada awalnya terbuka di bagian dada, kemudian disempurnakan asal tak nampak vulgar. Sedangkan maksud utamanya adalah menutup aurat kaum perempuan… Yang paling dominan dan menandakan kebesaran budaya Islam dalam tata busana adalah penggunaan selendang atau kerudung oleh perempuan untuk menutup kepala, serta model busana lain yang disesuaikan dengan anjuran Islam.” Dari situ jelas terlihat bahwa kaum Muslim negeri ini makin memperhatikan tata cara berbusana dalam kehidupan sehari-hari. Tentu didasarkan pada aturan dalam Islam. Awalnya, banyak orang ragu untuk mengenakan busana Muslim. Kesan kolot, ketinggalan zaman alias kuno hingga tak modis acap kali terlontar. Beberapa perusahaan pun mengeluarkan larangan berjilbab bagi karyawati. Belakangan, kristal keraguan itu berangsur mencair. Dengan sentuhan kreatif dan perjuangan gigih, para perancang busana Muslim berhasil mengangkat busana ini ke dalam kancah fashion nasional. Pelan tapi pasti busana Muslim mampu menyedot perhatian hingga orang tak lagi ragu mengenakannya. Malahan, punya mode dan tren tersendiri. Alhasil, booming busana Muslim pun tak terhindarkan. ”Karena sedang booming, saat ini banyak orang yang salah kaprah dalam menilai busana Muslim. Tidak setiap busana yang berlengan panjang dan tertutup dikategorikan sebagai busana Muslim. Ada kaidah-kaidah yang harus ditaati,” ungkap Hj. Gusmi Jufri dari Rumah Busana Sessa, sebuah butik yang khusus menjual busana Muslim. Menurutnya, masih ada kaum hawa yang mengenakan busana Muslim setengah-setengah. ”Maksudnya, belum tertutup semuanya. Entah itu leher yang masih kelihatan, rambut masih dijambul (masih tetap terlihat walau sudah memakai kerudung), atau lengan panjang yang masih digulung. Nah, dia bilang itu busana Muslim.” Padahal, dalam aturan Islam, kategori busana Muslim jelas disebutkan yaitu tidak ketat menurut membentuk tubuh, tidak tipis atau transparan serta harus menutup aurat (seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan). ”Meski begitu, busana Muslim ini bisa dibuat nyaman dan modis, tanpa harus memperlihatkan aurat seperti itu. Apalagi sampai harus keluar dari akidah Islam,” kata Hj. Gusmi yang sudah berusia 59 tahun. Itu sebabnya, ia merasa keberatan kalau busana yang belum mengikuti syariah Islam itu dikategorikan sebagai busana Muslim. ”Ya, jangan dimasukkan sebagai busana Muslim dong. Sebut saja, busana biasa.” Fenny Mustafa dari Shafira House setuju dengan pendapat tadi. Ia juga mengakui masih ada kaum hawa yang masih setengah-setengah dalam berbusana Muslim. Bahkan kerudung pun masih sering buka-tutup. Tapi itu tak jadi masalah sebab kembali pada hak masing-masing pribadi. Dan Islam pun tak pernah memaksa seseorang. ”Agar tak salah kaprah, seorang perancang busana harus mengerti betul syarat berbusana yang Islami. Silakan modis, tetapi harus mengacu pada kriteria-kriteria tadi,” ujar Hj. Gusmi dan Fenny. Jadi, tak sembarang orang bisa merancang dan membuat busana Muslim.
Ragam Pilihan Dalam busana Muslim, hanya ada tiga model dasar yaitu, gamis, abaya dan tunik. Gamis adalah baju Muslim panjang (long dress) yang bisa dipadukan dengan celana. Selain untuk perempuan, dapat pula dipakai oleh kaum pria. Sedang abaya adalah model baju Arab (Timur Tengah) yang bentuknya terusan. Blong sampai ke kaki. Busana ini bisa dimodifikasi dan hanya dipakai oleh perempuan. Terakhir tunik adalah blus panjang, tidak ketat dan berlengan panjang. Panjang tunik harus menutupi pantat. Sebagai pasangannya, tunik bisa dipadukan dengan celana atau rok panjang. Meski begitu, saat ini ada banyak pilihan dalam berbusana ala Islami yang bisa Anda kenakan. Dalam kegiatan sehari-hari, aktivitas di kantor hingga pergi ke pesta tersedia beragam busana Muslim siap pakai. Rumah Busana Sessa, misalnya, merilis busana Muslim untuk keperluan menghadiri pesta, bekerja di kantor dan busana sehari-hari yang nyaman.Produksi mereka tak hanya ditujukan bagi kaum wanita saja, para bapak dan pemuda tetap bisa mencari busana Muslim di sini. Meski tak terlampau banyak, baju-baju koko produksi Hj. Gusmi ini mampu menarik perhatian kaum adam. ”Produksi terbesar memang masih dipegang baju Muslim untuk ibu-ibu. Tapi, banyak juga yang beli itu remaja putri.”Bagi wanita muda, Sessa menyodorkan baju pesta dengan model gamis modifikasi. Atasannya, dipakai padanan bahan fasmia (dari India) dengan katun silk. Penambahan aksesoris batu-batu kecil dari Martapura yang dipayet membuat busana ini terlihat makin manis. Pada bagian lengan, ada teknik kerut-kerut yang dikenal sebagai opnisel. Untuk wanita karier, ada model tunik yang bisa dipadankan dengan celana atau rok. ”Tapi untuk mereka yang gesit, saya sarankan memakai celana,” kata Hj. Gusmi. Model ini dibuat dengan tak banyak aksesoris dan simpel. Warna-warna yang disediakan juga tak terlampau kontras, seperti cokelat muda, kuning muda dan biru yang lembut. Motifnya cenderung kalem, garis-garis dan polos. Bahan yang dipakai adalah campuran polyester dengan katun. ”Kalau kita pakai full katun, baju ini gampang lecek.”Soal harga, Sessa menawarkan dalam beberapa variasi tergantung model dan keperluan baju tadi. Untuk busana pesta, Hj. Gusmi menyebut rupiah antara satu juta hingga dua setengah juta. Sedang baju kerja, berkisar Rp 500.000 hingga satu juta rupiah. ”Tapi semua itu bervariasi. Semuanya tergantung pada bahan, aksesoris dan teknik bordirannya,” ujar Hj. Gusmi yang saat ini dibantu putrinya, Monika Jufri dalam merancang busana Muslim. Terutama, dalam merancang busana untuk kaum muda. Ada juga produk busana Muslim dari Lisa Busana Ratu yang menyodorkan konsep berbeda. Dengan tema Embusan Angin Taman (garden breeze), Eulisia - sang perancang - memberi pilihan baju Muslim yang serba indah, bernuansa tenang dan penuh warna pilihan cerah yang saling bertabrakan. Aplikasi motif bunga menjadi ciri penonjolannya. Karena itu, baju Muslim ini amat cocok untuk dipakai dalam pelbagai keperluan. Dari aktivitas di tempat kerja hingga pesta.”Rancangan garden breeze ini terinspirasi dari keindahan taman. Di dalamnya saya melihat ada ketenangan yang berbalut warna-warni kehidupan. Goyangan daun, bunga dan ranting pada saat angin berembus saya tuangkan ke dalam rancangan busana Muslim dengan warna-warna cerah dan aplikasi motif bunga,” papar Eulisia, wanita kelahiran Padang ini. Bahan dasarnya memakai kain ”Kelly Viscose” yang bernuansa warna cerah. Dalam memproduksi busana Muslim, Shafira House lewat rancangan Fenny Mustafa tak hanya menyediakan untuk kaum wanita saja tetapi juga bagi kaum pria. Mereka tak ketinggalan membuat busana untuk anak-anak dan remaja. Model busana yang dikeluarkan dibedakan menjadi beberapa tema. Untuk pilihan bahan kain, Fenny Mustafa lebih memilih katun daripada sutra sebagai bahan dasar. Ia ingin si pemakainya tetap terlihat modis tapi tetap nyaman untuk dipakai. Paling penting, tak melewati batas-batas dan nuansa yang Islami.

Minggu, 14 September 2008

"sahabat"

sahabat
sahabat lebih berharga dari pada segalanya
dikala kita sedih maupun senang dia selalu ada disamping kita
poko-e sahabat lebih berharga dari pada segalanya